Sunday, November 11, 2012

Adat Pernikahan Bengkulu Selatan

Waktu libur lebaran 2012 lalu di rumah disuruh bersih-bersih, beres-beres, dan memilah-milah barang-barang dari jaman dulu. Eh, gak sengaja nemu tulisan dari masa-masa SMA. Salah satunya tentang "Adat Pernikahan Bengkulu Selatan" ini. Tulisan ini dulu dibuat untuk tugas pelajaran kesenian. Supaya semua orang bisa kenal dengan Bengkulu Selatan yang tercinta, maka penulis akan berbagi info ini. Nih tulisannya....


Pada zaman dahulu jika ingin mengadakan pernikahan diadakan beberapa acara yang memakan waktu cukup lama. Biasanya yang pertama kali dilakukan adalah bedendang mutus tari. Disebut bedendang mutus tari karena di dalam acara ini ada lantunan syair-syair, pantun, atau ayat-ayat suci Al-qur’an. Yang melakukan bedendang ini semuanya harus bapak-bapak, minimal 10 orang. Alat yang digunakan adalah vocal, rebana, dan biola. Dalam bedendang mutus tari ini juga dilakukan beberapa tarian seperti tari selendang, tari saputangan, tari mak inang, dan lain-lain.

Setelah bedendang mutus tari diadakan acara gegerit. Sebagai acara pembuka dalam gegerit dilakukan tari andun kebanyakan, tari andun ini caranya maju 7 langkah, mundur 4 langkah. Selanjutnya diadakan tari andun lelawanan. Orang yang mengatur dalam tari andun lelawanan disebut bujang inang. Kostum dalam tari andun lelawanan bagi wanita adalah kebaya, sanggul, kain, dan selendang, bagi laki-laki adalah peci, jas, kain, dan kemeja. Yang melakukan tari andun lelawanan ini harus benar-benar masih bujang dan gadis, jika ada yang ketahuan tidak bujang atau gadis tapi menari akan dikenakan sanksi (tejambar).


Besok paginya, bimbang makan sepagi. Orang-orang berkumpul di blanar sambil makan juada dan minum the atau kopi. Setelahnya pergi ke atar-atar (arena tempat menari), di sana diadakan tari tumbah kebau. Tariannya tetap tari andun tapi sambil mengelilingi kerbau yang matanya diikat/ditutup dan disekelilingnya terdapat ayam, buah kelapa, dan sirih, artinya ayam untuk saudara jika kerbau tidak mencukupi, buah kelapa untuk santan, dan sirih untuk cuci mulut setelah makan. Tari ini dilakukan sebanyak 7 putaran, pada putaran ke-7 pengantin melempar tombak/lidi kea rah kerbau. Ini maknanya kerbau sudah boleh dibawa pulang dan dimasak. Setelah itu, dilakukan tari andun lelawanan lagi, sampai tua kerja memanggil dan mengatakan bahwa masakan sudah siap.



Selanjutnya orang-orang sudah boleh pulang. Ketika sudah sampai di depan rumah menantu belum boleh masuk sebelum memenuhi satu syarat lagi. Yaitu, menantu harus menari andun lagi yang disebut tari palak tanggau. Setelah menantu selesai menari dan pada saat menghadap ke timur ditangkap dengan selendang. Maknanya, ini sebagai pengumuman kepada masyarakat luas bahwa dia telah diambil sebagai menantu dan tidak boleh lagi diganggu gugat.

No comments:

Post a Comment