Ditemukan waktu beres-beres rumah pas libur lebaran 2012, hohoho
Begini ceritanya....
Cerita ini bermula ketika keluarga Pak Mustofa pindah ke
sebuah rumah di kota kecil, mereka pindah karena Pak Mustofa dipekerjakan di
sebuah kantor di kota itu. Pak Mustofa mempunyai seorang anak perempuan bernama
Vira, ia disekolahkan di SD Padas, ia satu sekolah dengan kedua tetangganya
Vina dan Feri. Mereka bertiga sangat akrab, mereka setiap hari pergi dan pulang
sekolah bersama.
Suatu siang mereka pulang sekolah sambil
berbincang-bincang tentang sebuah rumah di ujung jalan yang menurut kabar angin
berhantu, dan mereka memutuskan untuk menyelidiki rumah itu. Setelah makan
siang mereka berkumpul dan langsung pergi ke rumah misterius itu. Setelah
sampai di sana mereka mengetuk pintu sambil mengucapkan salam, dan terdengar
jawaban dari dalam “Siapa itu?”, dan ketika pintu terbuka terlihat seorang
lelaki yang berjalan terseok-seok. Tak lama kemudian mereka bertigasudah duduk
di dalam rumah misterius itu sambil berbincang-bincang dengan lelaki penghuni
rumah itu. Setelah puas berbincang-bincang mereka bertiga pamit pulang. Di
perjalanan pulang mereka masih asyik membicarakan perbincangan mereka tadi
dengan lelaki pemilik rumah misterius yang aneh tingkah lakunya, akhirnya
mereka sepakat untuk melanjutkan penyelidikan terhadap rumah misterius itu.
Tak terasa telah seminggu berlalu sejak
mereka bertiga memulai penyelidikan terhadap rumah misterius itu, dan sampai
saat ini mereka belum membuahkan hasil. Suatu malam Vira mendengar tangisan
seorang wanita dari rumah itu. Keesokan harinya Vira menceritakan kejadian yang
dialaminya tadi malam kepada Vina dan Feri, dan mereka memutuskan untuk
mendatangi rumah misterius itu lagi sepulang sekolah nanti. Setelah makan
siang, mereka pamit kepada kedua orang tua mereka dan langsung menuju ke rumah
misterius. Sesampainya di rumah misterius mereka mengintip dari jendela ke
dalam rumah misterius. Terlihat sebuah kamar terbuka, padahal kata lelaki tua
yang pernah mereka temui di rumah itu kamar itu adalah sebuah gudang yang tidak
terpakai lagi karena ketika pintu itu dikunci, kuncinya patah. Dari dalam
gudang itu terdengar suara tangisan seorang perempuan, “Itu suara tangisan yang
aku dengar tadi malam.” Kata Vira. Tiba-tiba Feri terbatuk, terdengar suara
bentakan dari dalam rumah itu, “Siapa itu!!!”. Mereka bertiga segera
bersembunyi dan melihat lelaki tua yang pernah mereka temui di rumah itu
keluar, mereka melihat lelaki tua itu berjalan dengan tegapnya sedangkan
seminggu yang lalu mereka bertemu dengannya lelaki tua berjalan terseok-seok.
Setelah lelaki tua itu masuk ke dalam kembali mereka segera pulang. Di
perjalanan mereka masih terheran-heran melihat perubahan yang terjadi pada
lelaki tua itu.
Esoknya di sekolah, ketika jam istirahat
mereka bertiga masih membicarakan kejadian kemarin di rumah misterius itu,
kemudian meraka berencana untuk ke rumah itu lagi, tapi kali ini mereka akan
pergi malam hari. Malamnya mereka berkumpul mereka sudah membawa senter dan
peralatan yang diperlukan. Mereka tiba di rumah misterius itu pukul 8 malam,
tepat ketika Vira mendengar suara tangisan itu malam kemarin. Ketika mereka
mengintip ke dalam gudang melalui jendela terlihat wajah seorang perempuan yang
meyeramkan, spontan saja mereka terkejut dan sebelum mereka bertiga sempat
melakukan sesuatu perempuan itu berbicara.
“Jangan
takut saya bukan hantu.” Ia berkata lembut, “ Nama saya Veni, saya pemilik
rumah ini yang sebenarnya!” Kata perempuan itu dengan suara lirih.
“Jaa….ja….jadi
lelaki tua yang kami temui seminggu yang lalu itu siapa?” tanya Vina gemetar.
“Oh….orang
itu namanya Dibyo. Dia orang jahat!!!” Katanya marah.
“Kenapa
kamu bisa bilang dia jahat, kemarin ketika bertemu kami dia sangat ramah pada
kami?” Tanya Vira keheranan.
“Karena
dia telah membunuh ayah dan ibuku!!!” Katanya marah.
“Lalu
mengapa ia tidak membunuhmu?” Tanya Feri penasaran.
“Karena
sebelum ayahku meninggal, ia mewariskan tanah berserta rumah ini padaku. Jadi
Pak Dibyo itu tidak dapat memiliki rumah ini tanpa ada surat yang
kutandatangani yang di dalamnya menyatakan bahwa aku menyerahkan rumah ini padanya!”
Kata Veni sedih.
“Jadi
kamu selama ini…?” Tanya Vina.
“Saya
disiksa, karena tidak mau menandatangani surat tanah dan rumah ini!” Jawab
Veni. “Kalian mau kan menolong saya?” Tanyanya penuh harap.
Vina,
Vira, dan Feri saling berpandangan. “Tentu saja kami setuju!!!” Jawab mereka
bertiga bersamaan. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuju gudang. “Cepat
kalian pergi!” Kata Veni. “Jangan lupa, besok kemari lagi ya!” Pesannya. Mereka
bertiga langsung beranjak pergi. Terdengar suara jeritan Veni yang memilukan.
Esoknya di sekolah, Vira, Vina, dan Feri
menyusun rencana untuk membebaskan Veni dari cengkraman Dibyo yang ingin
menguasai rumah misterius itu. Malamnya mereka kembali menemui Veni dan
menceritakan rencana yang sudah mereka persiapkan untuk membebaskan dirinya.
Dan mereka sepakat akan melaksanakannya besok malam.
Keesokan malamnya, mereka bertiga sudah
bersiap-siap menuju ke rumah misterius itu dengan membawa peralatan yang
diperlukan. Sesampainya di rumah Veni atau rumah misterius, mereka langsung
menjalankan tugas masing-masing. Pertama Vina mengalihkan perhatian Pak Dibyo
dengan cara menemuinya dan mengajaknya ngobrol, sementara Vira dan Feri
mengeluarkan Veni dari gudang. Tetapi hal yang tidak diduga terjadi, Pak Dibyo
bosan mengobrol dengan Vina, ia marah dan mengusir Vina dari rumah itu dan
langsung menuju ke gudang dan melihat Vira dan Feri berusaha mengeluarkan Veni
dari gudang, iapun marah dan langsung mengejar Vira, Feri, dan Veni. Untungnya
Vina sebelumnya sudah menghubungi polisi, dan tepat ketika Dibyo keluar dari
rumah dengan maksud mengejar Vira, Feri, dan Veni polisi langsung meringkusnya,
dan Veni segera dilarikan ke rumah sakit karena tubuhnya penuh luka akibat
disiksa oleh Dibyo.
Seminggu kemudian pengadilan menjatuhkan
hukuman seumur hidup kepada Dibyo karena telah menyiksa anak di bawah umur yang
seharusnya mendapatkan perlindungan. Sebulan setelah kejadian itu keadaan Veni
telah pulih, dan ia bersekolah di sekolah yang sama dengan Vina, Vira, dan Feri
mereka berempat pun bersahabat sangat akrab.
Akhirnya tabir rumah misterius yang
dianggap orang berhantu telah terbuka oleh Vina, Vira, dan Feri. Ternyata rumah
itu tidak berhantu.
= TAMAT
=
hehe ini cerpen yg aku temuin ya
ReplyDelete