Berhubung hari ini (14Nopember2012) bertepatan dengan 1 Muharram 1434 H, penulis akan membagikan informasi mengenai tradisi upacara Tabot yang dilaksanakan di Bengkulu. Tulisan ini diambil dari web wisata Bengkulu.
Perayaan Tabot pada mulanya dibawa dan dikembangkan oleh
orang-orang India asal Siphoy yang datang bersama datangnya tentara Inggris ke
Bengkulu tahun 1685. Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India
bagian selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu.
Salah satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang
kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo.
Beliau lah yang pertama kali memperkenalkan upacara Tabot
kepada masyarakat Bengkulu yang berada di sekitar Benteng Marlborough pada saat
itu. Upacara ini selanjutnya diwariskan kepada anak cucu keturunannya yang
kemudian diantaranya ada yang berasimilasi dengan orang Bengkulu.
Upacara Tradisional yang dinamakan dengan “Tabot” dan sering
juga diucapkan dengan nama “Tabut”, di lain daerah yaitu Sumatera Barat dikenal
dengan nama “Tabui” adalah merupakan upacara berkabung Kaum Syi’ah. Karena
upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian masyarakat Kota
Bengkulu, maka akhirnya dipandang sebagai upacara tradisional orang Bengkulu.
Baik dari kalangan kaum Sipai maupun oleh masyarakat Melayu Bengkulu. Dengan
demikian jadilah Upacara Tabot sebagai Upacara Tradisional dari suku Melayu
Bengkulu.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, nama “Tabut” berasal
dari kata Arab yaitu Tabut, yang secara harfiah berarti Kotak Kayu atau Peti.
Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil pada waktu itu bahwa bila Tabut ini
muncul dan berada di tangan pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan bagi
mereka. Namun sebaliknya, bila Tabut tersebut hilang maka akan dapat
mendatangkan malapetaka bagi mereka.
Di Bengkulu sendiri, upacara Tabot ini merupakan upacara
hari berkabung atas gugurnya Syaid Agung Husein bin Ali bin Abi Thalib, salah
seorang cucu Nabi Muhammad SAW. Inti dari upacara tersebut adalah mengenang
usaha dan upaya para pemimpin Syi’ah dan kaumnya yang berupaya mengumpulkan
bagian-bagian dari jenazah Husein. Setelah semua bagian tubuhnya terkumpul
kemudian diarak dan dimakamkan di Padang Karbala. Seluruh upacara berlangsung
selama 10 hari, yaitu dari tanggal 01 sampai dengan 10 Muharram. Adapun tahapan
dari upacara Tabot tersebut adalah sebagai berikut : Mengambil Tanah, Duduk
Penja, Menjara, Meradai, Arak Penja, Arak Serban, Gam (masa tenang/berkabung),
dan Arak Gedang serta Tabot terbuang.
Sumber : http://www.wisatabengkulu.com
No comments:
Post a Comment